Cari Blog Ini

Sabtu, 30 Juli 2011

PINTAR dan CERDAS

Orang cerdas membuat sesuatu yang rumit jadi sederhana dan orang bodoh membuat sesuatu yang sederhana menjadi rumit.

Orang pintar belum tentu cerdas, kadangkala orang pintar membuat sesuatu yang sederhana menjadi rumit, sementara orang bodoh membuat sesuatu yang rumit menjadi sederhana.

Dan kita selalu belajar dengan orang pintar (orang yang lebih).

Pintar saja seringkali tidak cukup, maka jadilah orang yang PINTAR dan CERDAS.


Perbedaan PINTAR, CERDAS, KREATIVITAS dan INOVAFTIF

Kepintaran
Kepintaran adalah kemampuan dalam menyerap informasi, ditunjukkan seperti mampu dalam membaca dan mengambil pengetahuan dari buku atau informasi. Orang pintar memiliki banyak pengetahuan, namun terkadang bisa menghambatnya dalam mengambil keputusan. Berarti kriteria orang yang tidak pintar kadangkala akan cepat dalam mengambil keputusan karena pengetahuannya yang tidak banyak !

Kecerdasan
Kecerdasan adalah kemampuan mengelola kepintaran. Orang yang sukses, kadang orang yang tidak terlalu pintar, tapi justru bisa mengelola orang pintar.

Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat perbedaan. Orang yang kreatif adalah orang yang melihat hal yang sama tapi berpikir dengan cara yang berbeda. Orang kreatif mampu stand out of the crowd, tampil di antara kerumunan orang. Perbedaan kreativitas membuat peluang baru terbuka.

Inovatif
Inovatif adalah kemampuan menemukan nilai tambah dari kreativitas. Kreatif bisa membuat perbedaan, sedangkan inovasi membuat perbedaaan memiliki nilai tambah.

Dengan belajar, kita bisa memiliki kepintaran, kecerdasan, kreativitas dan inovasi. Dengan belajar pula, akan membedakan seseorang bisa menyikapi kondisi yang sama dengan cara yang berbeda.

10 Sifat Mental Yang Harus Di Hindari

1. MENYALAHKAN ORANG LAIN

Itu penyakit P dan K, yaitu Primitif dan Kekanak-kanakan. Menyalahkan orang lain adalah pola pikir orang primitif. Di pedalaman Afrika, kalau ada orang yang sakit, yang Dipikirkan adalah : Siapa nih yang nyantet ?
Selalu “siapa” Bukan “apa” penyebabnya. Bidang kedokteran modern selalu mencari tahu “apa” sebabnya, bukan “siapa”. Jadi kalau kita berpikir menyalahkan orang lain, itu sama dengan sikap primitif. Pakai koteka aja deh, nggak usah pakai dasi dan jas.

Kekanak-kanakan. Kenapa ? Anak-anak selalu nggak pernah mau disalahkan. Kalau ada piring yang jatuh,” Adik tuh yang salah”, atau ” mbak tuh yang salah”. Anda pakai celana monyet aja kalau bersikap begitu. Kalau kita manusia yang berakal dan dewasa selalu akan mencari sebab terjadinya sesuatu.

2. MENYALAHKAN DIRI SENDIRI

Menyalahkan diri sendiri bahwa dirinya merasa tidak mampu. Ini berbeda dengan MENGAKUI KESALAHAN. Anda pernah mengalaminya ? Kalau anda bilang tidak pernah, berarti anda bohong. “Ah, dia sih bisa, dia ahli, dia punya jabatan, dia berbakat dsb, Lha saya ini apa ?, wah saya nggak bisa deh. Dia S3, lha saya SMP, wah nggak bisa deh. Dia punya waktu banyak, saya sibuk, pasti nggak bisa deh”. Penyakit ini seperti kanker, tambah besar, besar di dalam mental diri sehingga bisa mencapai “improper guilty feeling”.

Jadi walau yang salah partner, anak buah, atau bahkan atasan, berani bilang “Saya kok yang memang salah, tidak mampu dsb”. Penyakit ini pelan-pelan bisa membunuh kita. Merasa inferior, kita tidak punya
kemampuan. Kita sering membandingkan keberhasilan orang lain dengan kekurangan kita, sehingga keberhasilan orang lain dianggap Wajar karena mereka punya sesuatu lebih yang kita tidak punya.

3. TIDAK PUNYA GOAL / CITA-CITA

Kita sering terpaku dengan kesibukan kerja, tetapi arahnya tidak jelas. Sebaiknya kita selalu mempunyai target kerja dengan milestone. Buat target jangka panjang dan jangka pendek secara tertulis. Ilustrasinya
kayak gini : Ada anjing jago lari yang sombong. Apa sih yang nggak bisa saya kejar, kuda aja kalah sama saya. Kemudian ada kelinci lompat-lompat, kiclik, kiclik, kiclik. Temannya bilang:

“Nah tuh ada kelinci, kejar aja”. Dia kejar itu kelinci, wesss…., kelinci lari lebih kencang, anjingnya ngotot ngejar dan kelinci lari sipat-kuping (sampai nggak dengar / peduli apa-apa), dan akhirnya nggak
terkejar, kelinci masuk pagar. Anjing kembali lagi ke temannya dan diketawain.

“Ah lu, katanya jago lari, sama kelinci aja nggak bisa kejar. Katanya lu paling kencang”.

“Lha dia goalnya untuk tetap hidup sih, survive, lha gua goalnya untuk fun aja sih”.

Kalau “GOAL” kita hanya untuk “FUN”, isi waktu aja, ya hasilnya cuma terengah-engah saja.

4. MEMPUNYAI “GOAL”, TAPI NGAWUR MENCAPAINYA

Biasanya dialami oleh orang yang tidak “teachable”. Goalnya salah, focus kita juga salah, jalannya juga salah, arahnya juga salah. Ilustrasinya kayak gini : ada pemuda yang terobsesi dengan emas, karena pengaruh tradisi yang mendewakan emas. Pemuda ini pergi ke pertokoan dan mengisi karungnya dengan emas dan seenaknya ngeloyor pergi. Tentu saja ditangkap polisi dan ditanya. Jawabnya : Pokoknya saya mau emas, saya nggak mau lihat kiri-kanan.

5. MENGAMBIL JALAN PINTAS, SHORT CUT

Keberhasilan tidak pernah dilalui dengan jalan pintas. Jalan pintas tidak membawa orang ke kesuksesan yang sebenarnya, real success, karena tidak mengikuti proses. Kalau kita menghindari proses, ya nggak matang, kalaupun matang ya dikarbit. Jadi, tidak ada tuh jalan pintas. Pemain bulutangkis Indonesia bangun jam 5 pagi, lari keliling Senayan, melakukan smesh 1000 kali. Itu bukan jalan pintas. Nggak ada orang yang leha-leha tiap hari pakai sarung, terus tiba- tiba jadi juara bulu tangkis. Nggak ada ! Kalau anda disuruh taruh uang 1 juta, dalam 3 minggu jadi 3 juta, masuk akal nggak tuh? Nggak mungkin !. Karena hal
itu melawan kodrat.

6. MENGAMBIL JALAN TERLALU PANJANG, TERLALU SANTAI

Analoginya begini : Pesawat terbang untuk bisa take-off, harus mempunyai kecepatan minimum. Pesawat Boeing 737, untuk dapat take- off, memerlukan kecepatan minimum 300 km/jam. Kalau kecepatan dia cuma 50 km/jam, ya Cuma ngabis-ngabisin avtur aja, muter-muter aja. Lha kalau jalannya, runwaynya lurus anda cuma pakai kecepatan 50 km/jam, ya nggak bisa take-off, malah nyungsep iya. Iya kan ?

7. MENGABAIKAN HAL-HAL YANG KECIL

Dia maunya yang besar-besar, yang heboh, tapi yang kecil-kecil nggak dikerjain. Dia lupa bahwa struktur bangunan yang besar, pasti ada komponen yang kecilnya. Maunya yang hebat aja. Mengabaikan hal kecil aja
nggak boleh, apalagi mengabaikan orang kecil.

8. TERLALU CEPAT MENYERAH

Jangan berhenti kerja pada masa percobaan 3 bulan. Bukan mengawali dengan yang salah yang bikin orang gagal, tetapi berhenti pada tempat yang salah. Mengawali dengan salah bisa diperbaiki, tetapi berhenti di
tempat yang salah repot sekali.

9. BAYANG BAYANG MASA LALU

Wah puitis sekali, saya suka sekali dengan yang ini. Karena apa ? Kita selalu penuh memori kan ? Apa yang kita lakukan, masuk memori kita, minimal sebagai pertimbangan kita untuk langkah kita berikutnya. Apalagi
kalau kita pernah gagal, nggak berani untuk mencoba lagi. Ini bisa balik lagi ke penyakit nomer-3. Kegagalan sebagai akibat bayang-bayang masa lalu yang tidak terselesaikan dengan semestinya. Itu bayang-bayang negatif. Memori kita kadang- kadang sangat membatasi kita untuk maju ke depan. Kita kadang-kadang lupa bahwa hidup itu maju terus. “Waktu” itu maju kan ?. Ada nggak yang punya jam yang jalannya terbalik ?? Nggak ada kan ?

Semuanya maju, hidup itu maju. Lari aja ke depan, kalaupun harus jatuh, pasti ke depan kok. Orang yang berhasil, pasti pernah gagal. Itu memori negatif yang menghalangi kesuksesan.

10. MENGHIPNOTIS DIRI DENGAN KESUKSESAN SEMU

Biasa disebut Pseudo Success Syndrome. Kita dihipnotis dengan itu. Kita kalau pernah berhasil dengan sukses kecil, terus berhenti, nggak kemana-mana lagi.Sudah puas dengan sukses kecil tersebut. Napoleon pernah menyatakan: “Saat yang paling berbahaya datang bersama dengan kemenangan yang besar”. Itu saat yang paling berbahaya, karena orang lengah, mabuk kemenangan. Jangan terjebak dengan goal-goal hasil yang kecil, karena kita akan menembak sasaran yang besar, goal yang jauh. Jangan berpuas diri, ntar jadi sombong, terus takabur.

Sabtu, 23 Juli 2011

Limitless : Logika Kecerdasan Para Hafidz dan Hafidzah...

Belum lama ini saya tidak sengaja nonton sebuah film dengan judul Limitless, film science fiction yang menceritakan tentang sebuah obat dalam hayalan yang namanya sangat panjang yaitu “thallanitzirconio-methyl-tetrahydro-triazatriphenylene”, disingkat NZT dengan nickname “The Clear Pill”. Konon orang biasa seperti kita-kita hanya mampu mengakses 20% dari brain power kita – tetapi dengan obat tersebut orang bisa mengakses 100% brain power-nya sehingga menjadi cerdas luar biasa. Saya langsung yakin bahwa ‘obat’ semacam ini sesungguhnya memang ada dan tersedia untuk kita, tetapi namanya bukan NZT – namanya Al-Qur’an. Lho kok bisa ?.

Saya pelototi film tersebut untuk menangkap sisi visualisasi ilmiahnya bagaimana orang bisa cerdas. Orang menjadi sangat cerdas menurt film tersebut bila seluruh informasi yang diserap otaknya tertata rapi dan bisa di akses kapan saja, bisa dirangkai sedemikian rupa sehingga mampu untuk memecahkan segala macam persoalan  yang dihadapinya kapan saja.

Orang yang tidak cerdas sebenarnya juga bisa menangkap informasi yang sama, tetapi file-nya kacau – tidak jelas letak informasi tersebut sehingga tidak muncul ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Mayoritas orang seperti ini, pernah belajar ini itu tetapi lupa. Di otaknya ada segudang informasi tetapi seperti jarum dalam tumpukan jerami, ketika dibutuhkan setengah mati mencarinya.

Lantas mengapa saya yakin ‘obat’ yang bisa mengoptimalkan otak sampai 100% tersebut ada ?. Pertama ini atas prasangka baik sama Sang Pencipta otak itu, bahwa Dia menciptakan otak kita seperti yang ada kini, pasti bermanfaat 100%. Kadang kita dibuat lupa ini itu – inipun demi kebaikan kita juga, bayangkan kalau kita tidak pernah lupa – berbagai perasaan sedih, kecewa yang secara fitrah pasti pernah kita alami akan terus menghantui hidup kita.

Kedua karena Allah sendiri yang memberi tahu kita bahwa para penghafal Al-Qur’an adalah orang-orang yang berilmu : “Sebenarnya, Al-Qur’an itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang berilmu...” (QS 29 : 49), kemudian RasulNya menambahkan bahwa para penghafal Al-Qur’an tersebut tidak akan berbuat kebodohan: “Barangsiapa yang membaca (hafal) Quran, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian hanya saja tidak diwahyukan kepadanya. Tidak pantas bagi hafidzh Quran bersama siapa saja yang ia dapati dan tidak melakukan kebodohan terhadap orang yang melakukan kebodohan (selektif dalam bergaul) sementara dalam dirinya terdapat firman Allah.” (HR. Hakim)
Ketiga saya melihat bukti nyatanya dari orang-orang yang saya kenal, mereka adalah para penghafal Al-Qur’an baik laki-laki maupun perempuan. Di antara mereka ini, banyak  yang hafal diluar kepala dimana letak persis suatu ayat atau bahkan kata di dalam Al-Quran, halaman berapa – baris keberapa, kalimatnya apa, kata sebelum dan sesudahnya apa, dst.

Padahal yang mereka hafal ini bukan kata sembarang kata, tetapi firman-firmanNya yang mengandung petunjuk dan kunci bagi seluruh urusan kehidupan kita. Bayangkan kalau Anda hafal diluar kepala seluruh buku yang ada di perpustakaan – Anda hafal seluruh Handbook on Everything, seluruh manual tentang ‘mesin-mesin’ kehidupan – pastilah Anda adalah orang yang luar biasa cerdas.

Kemudian barangkali timbul pertanyaan di benak kita, kok kita belum banyak melihat karya nyata yang luar biasa dari para penghafal Al-Qur’an tersebut di jaman ini ?. Disinilah tantangannya !. Berinteraksi dengan Al-Qur’an tidak cukup hanya dengan membaca atau bahkan menghafalkannya, tetapi juga harus memahaminya, mengamalkannya dan  juga mengajarkannya.

Setelah para penghafal Al-qur’an tersebut meningkat dengan pemahaman dan pengamalannya, insyaAllah solusi-solusi cerdas untuk seluruh urusan kehidupan ini akan bisa kita harapkan datang dari mereka.

By Muhaimin Iqbal

Minggu, 17 Juli 2011

حديث القلوب


* القلوب العاشقة لا تعرف انقطاعا، فاتصالها لايستطيع أحد أن ينهيه
لأن قوانين الحب لاتعرف القطيعة فهى موصوله بأحبال الذكريات القوية
وقد يهيأ للقلب أنه نسي لطول البعد ولكن بمجرد أن يرى عشيقه يذوب القلب الذى ظن أنه تجمد ثم يتبين أنها كانت إغفاءه لتستمر الحياه ...

*****
* تمضى بنا الحياة ونعبر محطاتها ونصل إلى آخر المحطات ونراهم مرة أخرى ولكن هذه المرة يكون بجوارنا شخص آخر قد نلتفت التفاته يشوبها التحسروالألم ونتمنى أن يكون السائر هو الجالس بجوارنا....

*******
* لو كانت القلوب بين يدي البشر لما شاب قلب فى شبابه ولا بكى من شدة عذابه ولكن ربما هى حكمة ان تبدأ يومك بشوق شديد وتنهيه بلقاء يداوي هذا الشوق ....

********
* نعم نشقى فى أول الحب ونشقى أكثر فى منتصفه ونزداد شقاء وكآبة عند نهايته حين يتحتم علينا الفراق ولا نستطيع رده ونحاول النسيان ولا نقوى على ذلك ونجرب التلهي بأي شيء فيغلبنا الماضي بذكرياته العطرة الندية....

*********

* عندما تخفق القلوب أول مرة تكون فرحة خائفة من مصير هذا الخفقان وبعدها فرحة تعيش لحظاتها لاتهتم بما سيعقبها ولكن أقسى لحظة حين يتوقف
الخفقان ...

******

* عجيبة حقا القلوب تحزن إذا كان حبييها بعيد وتزداد حزنا إذا ابتعد أكثر ولا أعلم ماذا يضيرها وهى فى كل الأحوال لا تراه ...

****

* حاول أن تبعد نفسك عن وجوه تركت فيك جروحا عميقة لأنك بمجرد أن تلمحهم ستثور عليك كل الجروح ...

******

* ربما تجعل الأيام القلب الرقيق صخرا أصم فإن لها جبروت وقوة

**********

* بإمكانك أن تشكل لنفسك باقة من أجمل ذكرياتك لتعينك على قسوة الحياة


*****

* حاولت أن تكون قاسية لكن قلبها فطر على الحب .

**********
* إذا أصغيت يوما لصوت قلبك فلا تتجاهل صوت عقلك .

***

* لا تتعب عيناك بالسهر فربما حبيبها نائم ....


* فى حياتك شخص تود أن تراه كل لحظة وآخر لاتود أن تراه ولو للحظه فعود نفسك الصبر فى الأولى والتبسم فى الثانية ...


هناك أوراق بحياة الإنسان يرتاح إذا مزقها ...


* إذا جارت عليك الأيام فاعلم أن هذا طبعها ....


* لا تحتفظ بكل ذاكرة الماضي حاول ترتيبها فأزل كل ما يؤلمك واترك ما يسعدك ...



* أحيانا نغرق فى بحور مشاعرنا الصافية ونرى ونحن نغرق الوجه الحقيقي الغادر فنعتذر حينئذ لقلوبنا التى ظلمناها معنا ...